You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Pekon Gading Rejo Timur
Pekon Gading Rejo Timur

Kec. Gading Rejo, Kab. Pringsewu, Provinsi Lampung

SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI PEKON GADINGREJO TIMUR KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

KETERAMPILAN MEMBATIK (BATIK TULIS) Pekon Gadingrejo Timur

Admin 25 September 2020 Dibaca 1.435 Kali
KETERAMPILAN MEMBATIK (BATIK TULIS) Pekon Gadingrejo Timur

Kata “batik” berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: “amba”, yang bermakna “menulis” dan “titik” yang bermakna “titik”.

Batik tulis dikerjakan dengan menggunakan  canting  yaitu alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk bisa menampung malam (lilin batik) dengan memiliki ujung berupa saluran/pipa kecil untuk keluarnya malam dalam membentuk gambar awal pada permukaan kain. 

Gambar batik tulis bisa dilihat pada kedua sisi kain nampak lebih rata (tembus bolak-balik) khusus bagi batik tulis yang halus. Warna dasar kain  biasanya  lebih muda dibandingkan dengan warna goresan motif (batik tulis putih/tembokan). Setiap potongan gambar (ragam hias) yang diulang pada lembar kain  biasanya  tidak akan pernah sama bentuk dan ukurannya.

Berikut ini adalah proses pembuatan batik tulis
 
1. Pencucian mori: tahap pertama adalah pencucian kain mori untuk menghilangkan kanji, dilanjutkan dengan pengloyoran (memasukkan kain ke minyak jarak/minyak kacang dalam abu merang/londo agar kain menjadi lemas), dan daya serap terhadap zat warna lebih tinggi. Agar susunan benang tetap baik,  kain dikanji  kemudian dijemur, selanjutnya dilakukan pengeplongan (kain mori dipalu untuk menghaluskan lapisan kain agar mudah
dibatik).
2. Nyorek/mola: membuat pola di atas kain dengan cara meniru pola yang sudah ada (ngeblat). Contoh pola  biasanya dibuat di  atas kertas dan kemudian dijiplak sesuai pola di atas kain. Proses ini bisa  dilakukan dengan membuat pola  di atas  kain langsung dengan canthing maupun dengan menggunakan pensil.  Agar proses pewarnaan  bisa  berhasil dengan bagus atau tidak pecah, perlu mengulang batikan di kain sebaliknya. Proses ini disebut gagangi.
3. Membatik/nyanting: menorehkan malam batik ke kain mori yang dimulai dengan nglowong (menggambar garis luar pola dan isen-isen). Di dalam proses isen-isen terdapat istilah nyecek yaitu membuat isian di dalam pola yang sudah dibuat, misalnya titik-titik. Ada pula istilah nruntum yang hampir sama dengan isen-isen namun lebih rumit. Lalu dilanjutkan dengan nembok (mengeblok bagian pola yang tidak  akan diwarnai atau akan diwarnai dengan warna yang lain).
4. Medel:  pencelupan  kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang kali hingga mendapatkan warna yang dikehendaki.
5. Ngerok dan nggirah:  malam pada kain mori dikerok dengan lempengan logam dan dibilas dengan air bersih, kemudian diangin-anginkan hingga kering.
6. Mbironi: menutup warna biru dengan isen pola berupa cecek atau titik dengan malam.
7. Nyoga:  pencelupan kain untuk memberi warna coklat pada bagian-bagian yang tidak ditutup malam.
8. Nglorot: melepaskan malam dengan memasukkan kain ke dalam air mendidih yang sudah dicampuri bahan untuk mempermudah lepasnya lilin. Kemudian dibilas dengan air bersih dan diangin-anginkan. 

Sebagai anak bangsa tentunya kita sangat bangga sekali bisa melestarikan dan menghargai hasil karya dari bangsa kita sendiri.

APBP 2022 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp 15.000.000,00 Rp 15.000.000,00
100%

APBP 2022 Pendapatan

Dana Desa
Rp 15.000.000,00 Rp 15.000.000,00
100%

APBP 2022 Pembelanjaan